SANGATTA – Dalam rangka untuk meningkatkan dan menjaga populasi sapi, Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2023 ini akan melakukan inseminasi buatan (IB) secara massal.
Menurut Kadis Pertanian Dyah Ratnaningrum,cara ini dilakukan untuk menjaga ketersediaan sapi agar tidak mengalami penurunan populasi
“Tahun ini kita belum ada peluang untuk mendatangkan bibit sapi, karena Penyakit Mulut Kuku ( PMK) beberapa waktu lalu. Ini untuk menjaga kalau populasi sapi berkurang, makanya kami akan melakukan inseminasi buatan secara besar-besaran,” kata Kadis Pertanian Dyah Ratnaningrum saat ditemui di ruang kerjanya Rabu,(18/1)
Dikatakan Kadis Pertanian Dyah Ratnaningrum dari data yang ada, di Kutim ini ada 19000 ekor sapi.
Dalam kegiatan vaksinasi PMK yang dilakukan terhadap 6000 ekor sapi, ada 4000 ekor diantaranya yang betina.
Jadi, kemungkinan masih banyak sapi betina yang belum terdata.
“Oleh karena itulah semua sapi yang memang sudah bisa dilakukan IB akan di IB,” kata Dyah Ratnaningrum
Dirinya mengakui IB ini bukan hal baru dalam peternakan, namun sebenarnya hal biasa, yang diakui dalam beberapa tahun ini kurang maksimal. Namun dengan kondisi ini, maka IB harus digencarkan.
“IB ini sebenarnya jauh lebih baik dari perkawinan alami. Sebab dengan IB, maka bibit yang disuntikkan itu jelas bibit unggul. Sehingga, meskipun induknya hanya sapi lokal, anaknya nanti pasti akan lebih bagus. Karena itu, kami akan maksimalkan IB ini dalam tahun ini. Hanya saja, IB ini tidak serta merta dilakukan pada sapi betina.
Sebab hanya waktu tertentu, dimana sapi itu bisa dilakukan IB. Inilah yang kami gencar sosialisasikan, agar petani tau kapan sapi bisa di IB, dimana mereka bisa memanggil petugas kami untuk melakukan IB,” katanya.
Karena keunggulannya, Dyah mengkui petani yang memang sudah terbiasa sapinya di IB, tidak akan mau sapinya dikawinkan secara alami.
“Sebab, pada saat lahir , pada umur dimana sapi bisa diambil sebagai bibit, harganya sudah jauh beda. “Kalau bibit sapi IB nilainya Rp9 juta, bibit sapi dengan perkawinan alami, paling Rp7 jura. Karena itu kami akan gencarkan n kembali IB tahun ini,” katanya.