JAKARTA – PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) melalui anak perusahaan dan afiliasinya di Zona 9 Subholding Upstream Pertamina, yakni PT Pertamina EP (PEP) Tanjung Field, PEP Sangasanga Field, dan PEP Sangatta Field, secara resmi telah menandatangani amandemen kedua A/R Principles for East Kalimantan (Eastkal) System Reform.
Direktur Utama PHI Sunaryanto dalam Siaran Pers Elektronik melalui Humas PT. Pertamina ( WK ) PEP Sangatta yang diterima Redaksi liputankutim.id Kamis, 04/07/2024, mengatakan, penandatanganan ini dilakukan pada Rapat Pleno ke-15 East Kalimantan Gas Management Committee (EKGMC) di Jakarta yang dihadiri oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) serta para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang tergabung dalam Eastkal System.
Menurut Dirut Sunaryanto melalui penandatanganan ini, Wilayah Kerja (WK) PEP Lapangan Sangasanga dan Sangatta resmi masuk dalam Eastkal System, menyusul anggota Grup PHI lainnya yang telah lebih dulu bergabung, yaitu PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), PT Pertamina Hulu Sanga Sanga (PHSS), dan PT Pertamina Hulu Kalimantan Timur (PHKT).
“Momen ini menjadi tonggak baru bagi Perusahaan untuk dapat mengembangkan potensi sumber daya gas bumi di Lapangan Sangasanga dan Sangatta”tegas Sunaryanto dalm dalam siaran Pers Humas PT Pertamina EP Sangatta.
Direktur Utama PHI Sunaryanto menjelaskan, masuknya PEP Lapangan Sangasanga dan Sangatta ke Eastkal System akan membuka akses komersialiasi gas dari kedua lapangan itu kepada pembeli gas domestik di jaringan gas sistem Kalimantan Timur.
Hal ini lanjut Dirut Sunaryanto dapat meningkatkan potensi pengembangan Lapangan Sangasanga dan Sangatta menjadi lebih ekonomis, sekaligus berkontribusi untuk pemenuhan kebutuhan gas dalam negeri.
“Pengembangan gas bumi sejalan dengan upaya Perusahaan untuk mendukung kebijakan transisi energi Pertamina dan pencapaian target produksi nasional sebesar 1 juta barel minyak dan 12 miliar standar kaki kubik gas pada tahun 2030,” ujar Anto, sapaan akrab Sunaryanto.
Lanjut Anyo, Eastkal System merupakan sistem terintegrasi yang terdiri dari produsen gas, pembeli gas pipa, transporter, dan Kilang LNG Bontang. Dalam sistem tersebut, gas yang diproduksi oleh produsen-produsen gas di Kalimantan Timur dialirkan ke pembeli gas pipa dan Kilang LNG Bontang untuk diproses menjadi LNG , LPG, dan Bontang Return Condensate.
Masih dalam Siaran Pers, Wakil Kepala SKK Migas sekaligus Ketua EKGMC, Shinta Damayanti, menyatakan bahwa pertemuan EKGMC kali ini bertujuan mendukung program pemerintah Indonesia dalam pengembangan potensi sumber daya gas bumi di Kalimantan Timur untuk pemenuhan energi nasional.
“SKK Migas berharap para KKKS di Kalimantan Timur terus melakukan berbagai upaya terobosan agar kontribusi dari hulu migas tetap memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Kami juga terus mendorong peningkatan produksi di Kalimantan Timur dan kontribusi yang lebih signifikan melalui optimasi produksi dan peningkatan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru,” ungkap Shinta.
VP Development and Drilling Regional 3 Reza Rinaldi Zein menyampaikan, strategi borderless dan regionalisasi terbukti menorehkan tonggak sejarah baru bagi WK yang dikelola Pertamina EP, khususnya area Asset 5 (Tanjung, Sangasanga, Sangatta).
Strategi itu berhasil membuka potensi gas dari lapangan-lapangan tersebut menjadi lebih komersial dan menambah semangat Grup PHI untuk memberikan hasil terbaik bagi negara dan Perusahaan.
Pada kesempatan yang sama, Pjs. General Manager Zona 9 Susan Syandina mengungkapkan bahwa ke depan peluang ini akan didukung oleh pengembangan gas di struktur-struktur lain di wilayah Sangasanga dan Sangatta. Dengan demikian, profil Long Term Plan (LTP) inlet gas dari Lapangan Sangasanga dan Sangatta dapat terus bertumbuh.
“Bergabungnya Perusahaan di Eastkal System merupakan langkah strategis guna menumbuhkan keekonomian proyek-proyek migas Perusahaan sehingga dapat menghasilkan nilai yang signifikan seluruh pemangku kepentingan,” imbuhnya.
Pada akhirnya, langkah ini juga turut mendukung terciptanya bauran energi yang lebih baik dan dekarbonisasi dengan monetisasi gas secara maksimal.
PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) merupakan bagian Subholding Upstream Pertamina yang mengelola operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Regional 3 Kalimantan.
Tahun 2023 lalu, melalui anak perusahaan dan afiliasinya yang bekerja sama dengan SKK Migas, PHI mencatatkan produksi minyak sebesar 62,17 ribu barel minyak per hari (MBOPD) produksi gas sebesar 710 juta standar kaki kubik gas per hari (MMSCFD).
“Dalam mencapai visinya menjadi perusahaan migas kelas dunia, PHI terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi dalam menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan untuk mendukung Energi Kalimantan Untu kIndonesia”tutup Pjs. General Manager Zona 9 Susan Syandina (*)