Umum

BRID: Kakao Kutim Masuk Unggulan Nasional

SANGATTA – Badan Riset dan Inovasi Daerah ( BRID) Kabupaten Kutai Timur menegaskan, Kakao merupakan salah satu komoditas Perkebunan yang masuk dalam komoditi unggulan Provinsi Kalimantan Timur

Kepala Badan Riset dan Inovasi ( BRID) Kutai Timur Aji Wijaya Effendie menjelaskan, pengembangan Kakao di Kutai Timur masuk dalam domuken Masterplant perkebunan provinsi Kalimantan Timur serta termuat dalam Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 472/Kpts/Rc.040/6/2018 tentang Lokasi Kawasan Pertanian Nasional

“Perkebunan Kakao secara umum dimiliki oleh petani yang memiliki lahan  tidak terlalu luas lebih kurang 1-5 hektare:”kata Aji Wijaya Effendie melalui Wedianto Kepala Bidang Riset dan Inovasi, kepada wartawan diruang kerjanya, Selasa, 25/7/2023

Dikatakan Wenadianto, berdasarkan data Badan Pusat Statistik ( BPS) Kutai Timur tahun 2022, produksi kakao di Kutim sebesar 1455,78 ton, terjadi peningkatan produksi jika dibandingkan pada tahun 2021 dengan produksi sebesar 1414,13 ton

Disebutkan juga, bahwa selama ini perdagangan kakao di kutim, tidak langsung antara petani dengan industry pengolahan kakau, tetapi masih melalui perantara pedagang kecil atau pengepul

Hal itu tentu membuat rantai pasok penjualan biji kakao sebelum sampai ke industri pengolahan kakao jadi terlalu panjang

“Ini tentu sangat berpengaruh terhadap harga biji kakao ditingkat petani dan industri pengolahan kakao. Jadi petani kakao Kutim memilih untuk tidak melakukan fermentasi biji kakao”sebutnya

Karena selain tidak ada perbedaan harga kakao yang dilakukan fermentasi dengan yang tidak, beberapa faktor lain yang menyebabkan petani kakao di Indonesia memilih untuk tidak melakukan fermentasi, adalah, karena proses fermentasi membutuhkan waktu dan tenaga.

Kemudian industri pengolahan  kakao masih menerima biji kakao kering non – fermentasi sebagai bahan tambahan biji kakao fermentasi.

Ditambahkan juga kalau sebagian besar petani kakao belum mengetahui cara dan tehnik fermentasi dan pengeringan biji kakao yang sempurna sesuai standa

“Minimnya sarana pengolahan biji kakao dan, lemahnya pengawasan mutu pada seluruh tahapan proses pengolahan boiji kakao”katanya ( adv/liku)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button