Terkini

Dana Refocusing Rp10 Miliar Disperindag Kutim Tahun 2022 Hanya Terpakai 35 Persen

Karena Waktu Terbatas dan Karena Menggunakan E Katalog

 

SANGATTA. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Zaini mengakui dana refocusing untuk pengendalian inflasi tahun lalu senilai Rp10 miliar

Dikatakan Zaini dana efocusingsebesar Rp10 miliar itu untuk pengadaan sembako murah, ternyata hanya terserap 35 persen.

Ia mengatakan, rendahnya serapan anggaran ini karena terkendala besaranya anggaran, yang diwajibkan lelang, atau dengan system E Katalog. Selain itu, karena keterbatasan waktu yang sangat mepet di akhir tahun sehingga sulit dilakukan lelang.

“Jadi saat itu ada dua pilihan. Pertama lelang, karena anggaran besar. Tapi karena waktu terbatas, itu tidak bisa dilakukan dan kedua karena menggunakan E Katalog”katanya diruang kerjanya, Senin, 6/2/2023.

Karena itulah akhirnya kita pakai E Katalog, namun karena semua daerah di Indonesia, menggunakan hal yang sama, sehingga rebutan sembako.

Akhirnya, karena rebutan itu maka barang agak terlambat datang. Beruntung, masih bisa terealisasi hingga 35 persen, itupun terbantu karena beras diisi sebagian dari beras local dari Kecamatan Kubun, sedang sisanya dari Kukar dan Samarinda,” katanya.

Kadis mengakui kalau beruntung, masih bisa terealisasi hingga 35 persen. Sebab dengan adanya realisasi ini maka Kutim terhindar dari sanksi. Sebab, kalau tidak terealiasi, maka bisa jadi sanksinya dana transfer pusat seterusnya tidak dilakukan pemerintah pusat, termasuk belanja gaji TK2D.

Karena rendahnya realisasi, diakui yang diberikan sembako murah saat itu hanya sebagian kecamatan. Kecamatan yang dekat. Seperti Kecamatan Sangatta Utara, Sangatta selatan, Rantau Pulung, Teluk Pandan, Bengalon, Sangkulirang, Kaliorang, Muara Wahau, dan Kombeng.

“Untuk daerah Mahulu, tidak terjangkau karena saat itu ada banjir besar. Selain itu, karena factor tranportasi,” katanya.

Apalagi, sembako seperti beras, gula, tidak bisa kena hujan, atau basah, sehingga sulit diangkut saat musim hujan, apalagi dengan jarak yang cukup jauh.

Adapun sembako murah yang dibagi saat itu untuk satu paket senilai Rp300 ribu, kemudian ditebus masyarakat senilai Rp150 ribu. Isi paket sembako itu antara lain beras 10 kg, gula 2 kg, mie 7 bungkus, darden satu buah kaleng, serta susu dua kaleng. (liku)

 

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button