Terkini

 Awalnya Iseng, Sekarang Menikmati Hasilnya Budidaya Kelulut di Taman Nasional Kutai

Penulis: Adi Sagaria : liputankutim

 

Sangatta,liputankutim.co. – Pagi itu, 3 Agustus 2022, sekitar pukul 09.45 Wita, cuaca di Kota Sangatta, Kabupaten Kutai Timur tampak cerah, padahal beberapa saat sebelumnya hujan cukup deras mengguyur kota berjuluk “ Tuah Bumi Untung Benua”itu di pagi hari, termasuk sebuah wilayah kampung di Kilometer 04 Desa Sangatta Selatan, Kecamatan Sangatta Selatan.

 

Dari Kejauhan di tengah-tengah ratusan pohon karet yang rindang dan berjejer rapi, Nampak sejumlah orang terlihat berada disekitarnya. Mereka berpakaian seragam agak kecoklatan, dan anggota kelompok Tani Trigona Reborn Kelulut Sangatta.

 

Diantara mereka itu salah satu diantaranya terlihat paling sibuk.Pria muda berpakaian rapi, dengan celana jeans tua dan juga mengenakan baju berwarna coklat lengan panjang yang sedikit digulung, didada seblah kiri tertulis Pertamina EP.

Pria dengan postur tubuh yang sedang tampak sibuk berkeliling di bawah rimbunnya pohon-pohon karet di mana terdapat ratusan lebih sarang atau kloni madu kelulut siap panen.

Namun ternyata pria muda yang tengah sibuk itu cukup ramah ketika mulai disapa, dan menyebut namanya, Sabil. Ia mengaku sebagai salah satu pendiri Kebun Kelulut Sangatta, dengan nama Kelompok Tani “Trigona Reborn”. Kelompok tani itu mengusahakan budidaya madu kelulut trigona itama.

Pada pagi hari itu, Sabil terlihat membawa kotak kecil berisi aki (accu) berukuran kecil yang biasa digunakan untuk menghidupkan sepeda motor. Aki itu oleh Sabil digunakan sebagai salah satu alat untuk untuk memanen madu kelulut yang memang sudah waktunya.

Sabil sibuk mengecek satu persatu sarang madu kelulut yang akan dipanen, Sabil tampak cukup bersemangat menceritakan awalnya ia terjun menggeluti usaha madu kelulut trigona itama kepada Wartawan Media Online liputankutim.co, Adi Sagaria.

Ia bercerita, pada awal tahun 2018, beberapa orang dengan niat sama memulai diskusi kecil untuk melakukan usaha budidaya lebah madu kelulut. Menurut Sabil, beberapa rekannya, sebelumnya telah memiliki usaha sarang madu, namun masih secara sederhana dan dilakukan di rumah-masing-masing.

Lalu Sabil dan rekan-rekannya kemudian bersepakat untuk membentuk sebuah kelompok dengan nama “Kelompok Tani Trigona Reborn”, dengan usaha kebun kelulut. Waktu itu jumlah anggotanya sebanyak 15 orang.

Meskipun Kelompok Tani Trigona Reborn sudah dibentuk dan pengurus sudah ada, namun sebagian masih bingung karena tidak ada tempat untuk melakukan budidaya, sedangkan kalau hanya dilakukan di rumah, sepertinya kurang cocok.

“Karena itu teman-teman kemudian sepakat untuk melakukan usaha budidaya madu kelulut di kebun karet milik saya yang memiliki luas sekitar tiga hektare. Saya tentu saja setuju dan mendukungnya, dan sampai sekarang, usaha kebun kelulut Kelompok Tani Trigon Reborn masih terus berjalan,” kata Sabil.

Sejak saat itu, katanya menambahkan, teman-teman di kelompoknya menitipkan seluruh sarangnya di kebun karet miliknya.

Kemudian secara perlahan namun pasti, kelompok tani “Trigona Reborn” itu berjalan dan berkembang cukup menggembirakan, meskipun diakui oleh Sabil, bahwa di antara para anggota kelompoknya, tidak ada satu pun yang memiliki keahlian atau memiliki pengalaman membudidayakan madu kelulut.

“Kami benar-benar hanya bermodalkan semangat. Tidak ada satu orang pun anggota yang memiliki pengalaman, termasuk di bidang manajemen pengelolaan kebun. Kami semua menjalankannya apa adanya, sambil berjalan dan belajar,” kata Sabil sambil tersenyum.

Ia juga mengatakan, ada niat mereka untuk mengikuti pelatihan sehingga memiliki pengetahuan bagaimana mengelola kebun madu kelulut, sayangnya, karena tidak ada biaya, niat ikut pelatihan terpaksa ditunda dulu. Bahkan mereka juga cukup kesulitan untuk menambah jumlah sarang madu, karena apabila ada hasil kebun dari menjual madu, maka uang hasil penjualan itu hanya mencukupi untuk kebutuhan di rumah saja.

Namun semakin lama, pengetahuan Sabil semakin bertambah tentang budidaya madu kelulut. Pria kelahiran Enrekang, Sulawesi Selatan, yang lahir pada 6 Juli 1979 ini kini sangat dipercaya oleh rekan-rekan kelompoknya untuk mengembangkan kebun madu kelulut milik kelompoknya. Apalagi kebun kelulut kelompoknya berada di dekat rumah Sabil, sehingga ia bisa mencurahkan seluruh waktunya untuk mengelola 50 sarang atau kloni madu kelulut yang berada di area kebun karetnya.

“Kebun budidaya kelulut ini milik kelompok kami yang jumlahnya sekitar 50an sarang untuk setiap kloni. Kini kami semakin mengerti dan memahami bagaimana melakukan usaha budidaya madu kelulut. Kini bahkan saya paham betul, kapan waktunya madu dibersihkan dan kapan waktunya untuk panen,” kata Sabil sedikit bangga.

Untuk sekali panen, kata Sabil, apabila madunya bagus, rata-rata bisa menghasilkan sebanyak satu liter (1000 mil) lebih dari setiap sarang. Harga jual madu kelulut produksiya saat ini adalah Rp 600.000 per liter. Namun untuk memudahkan pemasaran, kelompoknya memproduksi tiga ukuran untuk dijual, yaitu 100 mil, 150 mil dan 250 mil.

“Dengan jumlah 150 sarang yang ada di kelompok kami, maka hasil penjualan madu kelulut kami cukup lumayan,” katanya.

Mitra Pertamina EP

Sabil kemudian dengan bersemangat mulai bercerita bagaimana kebun madu kelulut kelompoknya kemudian menjadi mitra kerja PT Pertamina EP Sangatta Field. Diceritakan, karena lokasi kebunnya kebetulan berada tepat di pinggir jalan yang merupakan lokasi pengeboran minyak Pertamina,

Karyawan perusahaan PT Pertamina EP Sangatta setiap hari pasti melihat kebun madu kelulut kelompoknya.

“Wilayah kebun karet kami ini kan masih masuk wilayah Taman Nasional Kutai yang juga wilayah kerja Pertamina EP Sangatta Field, sehingga karyawan dan pimpinan perusahaan itu selalu melihat perkembangan kebun madu kelulut kami, bahkan sering mampir ke kebun kami, termasuk membeli madu,” kata Sabil.

Dikemukakan, karena banyak karyawan Pertamina EP Sangatta membeli dan merasakan hasil madu produksi kelompoknya atau bahkan merasakan manfaatnya, maka kemudian madu produksi kelompok tani milik Sabil itu semakin dikenal.

“Hingga pada satu hari di tahun 2020 lalu, sekira waktu istirahat, ada dua pegawai Pertaminan EP Sangatta datang ke kebun kami, dan mulai bertanya tentang usaha budidaya madunya. Ternyata mereka adalah pegawai di bagian CSR Pertamina EP Sangatta, namanya Ibu Husna dan Pak Dukut,” kata Sabil menceritakan pengalamannya.

Setelah beberapa kali berdiskusi dan saling tukar informasi, maka kemudian utusan dari bagian CSR Pertaminan EP Sangatta itu menawarkan peluang dan kesempatan kepada kelompok taninya untuk menjadi mitra binaan perusahaan, sekaligus menjalin kerja sama dalam mengembangkan usaha budidaya madu kelulut.

“Ketika kelompok kami mendapat tawaran kerja sama dan menjadi mitra binaan perusahaan, jelas kami semua sangat senang dan langsung menerima,” kata Sambil sambil tertawa.

Apalagi, katanya, perusahaan berjanji akan memberikan dukungan kepada kelompok taninya untuk menambah jumlah sarang baru/kloni baru tambahan, termasuk menyediakan pelatihan teknis pengelolaan budidaya madu kelulut yang dibutuhkan serta pelatihan khusus UMKM.

“Akhirnya disepakati, kami menjalin kerja sama dengan Pertaminan EP Sangatta selama lima, 2020–2025. Pada saat penandatanganan kerja sama, kelompok tani kami langsung memperoleh bantuan tambahan sarang/kloni Trigona Itama sebanyak 100 sarang beserta Ratu tawonnya yang siap produksi, yang didatangkan langsung dari Banjarmasin, Kalimantan Selatan,” cerita Sabil.

Dengan adanya tambahan 100 kloni/sarang, maka saat ini jumlah kloni yang diusahakan kelompoknya berjumlah 150 kloni, dan secara keseluruhan jumlahnya mencapai lebih dari 150 sarang madu kelulut.

Dengan bertambahnya jumlah sarang, maka produksi madu pun bertambah banyak, sehingga penghasilan kelompok tani Sabil dan kawan-kawan juga semakin meningkat.

“Selain memperoleh bantuan 100 kloni, anggota kelompok tani kami juga mulai mendapat kesempatan untuk memperoleh pengetahuan teknis budidaya madu kelulut trigona, pelatihan UMKM dan manajemen pengelolaan usaha, termasuk di bidang pemasaran,” kata Sabil.

Seluruh pelatihan tersebut difasilitasi seluruhnya oleh Pertaminan EP Sangatta, dan biasanya diadakan di Sangatta dan Samarinda.

Bantuan lain untuk kelompk taninya selaku mitra binaan Pertamina, menurut Sabil, adalah penyediaan tiga unit gazebo di lokasi kebunnya, yang dimanfaatkan untuk tempat diskusi dan tempat bagi para tamu dan warga yang datang. Bahkan perusahaan telah memberikan dukungan untuk pembangunan WC, toilet serta sarana pendukungnya.

“Alhamdulillah, setelah kerja sama dengan Pertaminan EP Sangatta terjalin selama hampir dua tahun, kelompok kami memperoleh banyak dukungan dan bantuan, sehingga usaha budidaya madu kelulut kami semakin berkembang dan menguntungkan dari segi usaha,” kata Sabil.

Salah satu hal yang sangat membantu dirinya dan kelompok taninya untuk terus berkembang, menurut Sabil, ia tidak perlu lagi memikirkan memasarkan hasil produksinya, karena berapa pun jumlah produksi kelompok taninya, seluruhnya akan dibeli oleh perusahaan Pertamina EP Sangatta. \

“Semua madu produksi kelompok tani Trigona Reborn akan dibeli Pertamina. Berapa pun jumlah botol produksi kelopok tani kami saat panen, pasti dibeli perusahaan. Bahkan kami justru sering kewalahan untuk memenuhi pesanan dan permintaan dari perusahaan,” kata Sabil.

Banyaknya pesanan dan permintaan madu kelulut, menurut Sabil, mungkin karena banyak pegawai Pertamina membutuhkan madu, apalagi perusahaan Pertamina ada di mana-mana, sehingga pemasarannya lebih mudah.

“Sejujurnya, kami sangat terbantu dan beruntung bisa menjadi mitra binaan perusahaan. Pertamina EP Sagatta selalu mendukung dan membantu kami, mulai dari penyediaan bibit, sarang, kloni, hingga pelatihan manajemen UMKM dan pemasaran,” kata Sabil.

Kelompok Tani Berprestasi

Berkembangnya Kebun Kelulut Sangatta milik kelompok tani Trigona Reborn yang menjadi salah satu program binaan CSR Pertamina EP Sangatta Field, menurut Sabil, menjadi salah satu bukti berhasilnya kerja sama yang dijalankan, terbukti memberikan keuntungan dan manfaat yang besar bagi pengembangan budidaya madu kelulut, termasuk meningkatkan kesejahteraan bagi seluruh anggota kelompk taninya.

“Bahkan atas dukungan penuh dari Pertamina EP Sangatta Field, sejak tahun 2021 lalu, budidaya madu kelulut Sangatta ini diresmikan oleh Bupati Kutai Timur Bapak Ardiansyah Sulaiman sebagai Kebun Wisata Agrosilvopasture yang pertama di Kabupaten Kutai Timur,” kata Sabil bangga.

Dengan diresmikan sebagai Kebun Wisata Agrosilvopasture, maka tempat budidaya madu kelulut tersebut menjadi objek wisata untuk umum dan sekaligus sebagai tempat edukasi bagi yang ingin belajar budidaya kelulut.

Prestasi lain yang paling membanggakan bagi kelompok tani kebun kelulut Sangatta adalah penghargaan Kelompok Sadar Wisata ( Pokdarwis) yang diberikan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Kutai Timur pada tahun 2022.

“Kelompok tani kami semakin berkembang, dan itu sangat membanggakan. Tahun 2022 ini, kami juga akan segera memperoleh bantuan kembali dari Pertamina EP Sangatta Fiels, yaitu akan membangun taman di sekitar kebun kelulut, hal itu untuk menambah kecantikan taman, sekaligus agar lebah yang mencari sari atau polem madu semakin bertambah banyak dan produksi juga semakin tinggi,” kata Sabil.

Tentu saja Sabil dan kelompoknya sangat mengharapkan kerja sama mitra binaan dengan perusahaan akan diperpanjang setelah nanti berakhir di tahun 2025. Namin demikian, menurut Sabil, seandainya kelompok tani Trigona Reborn Sangatta tidak lagi memperoleh perpanjangan kerja sama, karena mungkin perusahaan ingin mengembangkan dan membantu kelompok tani lain yang masih belum berkembang, maka pihaknya mengaku siap untuk mandiri.

Mereka siap untuk dilepas dan menjadi kelompok tani mandiri, termasuk mengembangkan diri sebagai usaha budidaya madu kelulut di Kutai Timur ini, serta sebagai tempat tujuan wisata dan edukasi.

“Kami siap dilepas dan siap mandiri, Sebab memang walnya kami hanya iseng-iseng bentuk kelompok, dan alhamdulillah dalam perjalannya, sekarang ini kami bisa dikatakan suskes menikmati hasilnya budi daya kelulut di Taman Nasional Kutai  berkat Kerjasama PT Pertamina EP” ujar Sabil mewakili rekan-rekan pengurus dan anggota

 

Menanggapi keberadan kebun kelulut Sangatta binaan PT Pertamina EP, Bupati Kutai Timur Ardiansyah Sualiman mengatakan bahwa Kebun Kelulut Trigona Reborn Sangatta menjadi pusat penjualan madu kelulut.

Bupati menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada PT Pertamina yang telah membina kelompok tani Trigona Riborn dalam membudidayakan madu kelulut.

“Saya mengharapkan peternak madu kelulut yang dibina berkembang dengan baik, bisa mandiri serta manjadi tempat wisata edukasi bagi masyarakat yang ingin belajar budidaya madu kelulut,” kata Ardiansyah.

Sedangkan Field Manager Pertaminan EP Sagatta Hanif Setiawan, melalui Lutfhi Kurniawan Joshi, Jr Comrel dan CID Officer Zona 9, yang didampingi Husnawati Djabbar selaku Comdev Officer Sangatta mengatakan bahwa kebun kelulut tersebut memiliki prospek bagus di masa datang, sehingga nantinya bisa dikembangkan menjadi sarana wisata dan edukasi madu kelulut.

Menurut Lutfhi Kurniawan Joshi, melalui kerja sama kemitraan, Pertamina EP Sangatta bermaksud memberdayakan masyarakat sehingga dapat meningkatkan pendapatan keluarga.

“Pertama kali menjalin kerja sama dengan kelompok tani ini pada tahun 2020, hingga sekarang telah berjalan 2,5 tahun. Semuanya berjalan baik, dimulai dengan dukungan pembentukan kelompok tani, kemudian pelatihan teknis dan penyediaan fasilitas untuk budidaya madu kelulut,” kata Lutfhi Kurniawan Joshi.

Ia menambahkan bahwa beberapa produk turunan juga bisa menghasilkan manfaat dan keuntungan, termasuk memberikan dukungan pemasaran.

“Program CSR perusahaan telah dirancang dengan baik dan diterapkan dengan baik pula. Pertaminan memiliki program menjalankan mitra binaan lima tahun, dan diharapkan dalam waktu lima tahun mitra binaan dapat tumbuh dan mandiri.

“Setelah lima tahun kerja sama berjalan, maka kelompok tani binaan kami sudah mandiri, dan kami Pertamina EP Sangatta Field akan bergeser dengan melakukan program pembinaan dan pemberdayaan masyarakat kepada kelompok masyarakat lain.” katanya.

Ketua DPRD Kutai Timur Ikut Bicara

Ketua DPRD Kutai Timur Joni, ditemui ruang kerjanya, sebelum memimpin Rapat Paripurna untuk mendengarkan Pidato Kenegaraan Presiden RI Joko Widodo dalam rangka HUT Ke 77 Kemerdekaan RI,  pada Selasa, 16 Agustus 2022,  mengatakan, berterima kasih kepada Pertamina EP telah membantu masyarakat ditengah kesulitan ekonomi dan penghasilan akibat Covid-19

“Harapan saya mudah-mudahan kelulut sangatta bisa berkembang terus dan pertamina bisa membantu kelompok lain yang butuh dibantu”kata Ketua DPRD Joni memberikan pernyataan.

Pada kesempatan itu dirinya meminta kepada pihak Pertamina, EP agar  petani kelulut dibantu pemasarannya, karena kadang-kadang pemasaran produk ini menjadi persoalan UMKM di Kutim.

Ketika disampaikan bahwa semua hasil produksi madu kelompok Trigona Reborn maupun produksi madu diluar mitra semua dibeli pertamina EP, Ketua DPRD Joni pun mengatakan bangga dan menyampaikan apreasi.

“Alhamdulillah saya bangga dan apresiasi kalau begitu telah membantu masyarakat Kutim. Saya berterima kasih dan sampaikan saja ke Pertamina EP, bahwa Ketua DPRD Kutim secara khusus berterima kasih atas binaan”ujarnya.

Dirinya meminta agar Pertamina EP jangan lupa bantu kelompok lain dan usaha lain yang butuh dibantu agar berkembang. Dia juga mengatakan tertarik datang langsung melihat kelulut Sangatta yang kini menjadi Objek Wisata dan Edukasi

“Saya yang berjanji akan meluangkan waktu mengunjungi kebun kelulut kelompok trigona reborn ini”katanya ( *)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button